Rabu, 30 Maret 2011

Brandweer (Pemadam Kebajaran) tempo dulu


Semarangse motorbrandspuit tahun 1938

oleh Welcome To Semarang, Indonesia pada 08 November 2010 jam 20:36

Seperti kota-kota lainnya, Semarang tempo dulu juga rentan kebakaran, terutama di Kota Bawah yang banyak bangunan dengan menggunakan material yang mudah terbakar.

Meskipun saat itu Pemerintah (Gemeente Semarang) telah mempersiapkan diri menghadapi bahaya kebakaran, namun Brandweer dan Waterleiding (PDAM, saat itu) nyaris tidak ada kerjasama dan koordinasi yang berarti, meskipun kebutuhan mereka sama, yaitu air yang mengalir, lebih-lebih di musim kemarau.

Brandweer di bawah kendali Direktur Pekerjaan Umum saat itu hanya 5 penyemprot yang digerakkan dengan tangan, dan 6 penyemprot bertenaga uap. Personelnya adalah tenaga-tenaga sukarela, dibantu oleh tenaga-tenaga dari Burgelijke Openbare Werken (BOW/Negara) Gemeente; perusahaan perkereta apian dan swasta.

Kereta-kereta penyemprot di tempatkan di beberapa tempat di kota, tetapi waktu dibutuhkan tidak bisa dioperasikan dengan segera, sehingga sulit untuk menanggulangi kebakaran yang besar.

Pada tahun 1914, Gemeente Semarang mengganti peralatan tangan dengan kereta-kereta kecil yang masing-masing mengangkut selang sepanjang 125m, pipa penyemprot, kunci untuk membuka hidran ditambah sebuah alat penyemprot cepat, satu kapak dan 1 buah roll tali.

Kereta-kereta pengangkut selang di tempatkan di pos-pos polisi agar sewaktu-waktu bisa digunakan apabila terjadi kebakaran di wilayah masing-masing.


Semarangse motorbrandspuit tahun 1938

Tidak ada komentar:

Posting Komentar