Rabu, 30 Maret 2011

Asal Mula Nama Pasar Johar, Pasar Randusari, Pasar Bulu dan Bulu Stalan


oleh Welcome To Semarang, Indonesia pada 04 Juni 2010 jam 23:14

Kesalehan hidup Raden Pandan Arang atau Pangeran Pandan Arang dan keadilan pemerintahannya menjadikan Semarang terkenal, salah satu tempat yang menjadi pusat perdagangan kala itu ialah tempat yang kini dikenal dengan nama Pasar Johar.

Asal mula sebutan Pasar Johar, konon para pedagang menjajakan dagangannya di tempat terbuka. Mereka tidak berani mendirikan tenda2 atau gubuk2 karena ada larangan dari Pangeran. Larangan mendirikan tenda2 atau gubuk terpaksa dikeluarkan karena menurut Pangeran akan menjadikan tempat tersebut menjadi kumuh.

Pada suatu ketika, datang utusan perwakilan pedagang menghadap Pangeran. Mereka mohon agar Pangeran dapat menizinkan mereka untuk mendirikan tenda2 atau gubuk dan mereka berjanji akan menjaga kebersihan tempat itu sebaik-baiknya, namun jawab Pangeran,

"Yang terpenting kalian tidak terlalu panas ketika jual beli, bukan?. Baiklah. Akan kuberikan kepada kalian beberapa batang bibit pohon johar. Tanamlah bibit pohon itu di tempat kalian berjual beli. Dengan pertolongan Allah, kelak pohon2 itu akan hidup subur dan dapat menjadikan tempat teduh tempat kalian berjual beli. Perlu kalian ketahui bahwa manfaat pohon2 itu akan dapat dirasakan pula oleh masyarakat sekitar."

Keajaiban pun terjadi, pohon2 itu dalam waktu yang relatif singkat telah tumbuh dengan suburnya. Daerah itu menjadi tempat yang nyaman. Udaranya terasa sejuk, tidak lagi banyak debu beterbangan dan sinar matahari pun tidak lagi terasa menyengat.

Sejak itu masyarakat menyebut pasar tempat mereka berjual beli itu "Pasar Johar".

Diceritakan selanjutnya, Pangeran Pandan Arang memiliki mkegemaran ber jalan2 me liha2 kehidupan rakyatnya. Pada suatu hari, perjalanan Pangeran beserta para punggawa dan santrinya sampai di suatu pasar yang cukup ramai. Tidak mengherankan karena tempat itu teduh, udaranya nyaman, dan hampir semua barang yang dibutuhkan masyarakat ada di situ. Di tempat itu tumbuh sejumlah pohon randu yang amat rindang.


Karena pasar tersebut belum pernah dinamai siapa pun, maka Pangeran memberi nama pasar tersebut. "Pasar Randu Sari". Sari artinya ramai, sedangkam kata randu karena pasar tersebut berada di bawah pohon2 randu.

Konon, setelah berisitirahat beberapa saat di Pasar Randu Sari, Pangeran Pandan Arang beserta rombongan meneruskan perjalanan ke arah barat. hal itu dilakukan karena berdasarkan laporan, di wilayah itu banyak penduduk atau masyarakat yang hidupnya susah.

Belum berapa jauh dari Pasar Randu Sari, rombongan Pangeran menjumpai tempat masyarakat berjual beli yang tak kalah ramainya dengan Pasar Randu Sari. Kecuali lebih ranai, tempat itu tampak lebih nyaman dan lebih bersih. Di tempat itu banyak pohon2 rindang tumbuh dengan suburnya.


Karena di tempat tersebut kebetulan banyak ditumbuhi pohon2 bulu yang sangat rindang, maka Pangeran menamakannya "Pasar Bulu".

Sejak itu, pasar itu dikenal masyarakat dengan Pasar Bulu sampai sekarang. Keramaian Pasar Bulu dengan berbagai kegiatan perdagangannya dan wajah perkampungan sekitar Pasar Bulu dengan kandang-kandang kudanya. Keadaan tersebut berlangsung terus sampai kedatangan bangsa Belanda di Semarang.

"Wah, banyak staal di sini, ya?" kata seorang Belanda yang lewat di Pasar Bulu.

"Staal? Apa itu, staal, Tuan?" tanya salah seorang pribumi yang tengah memperhatikannya.

"Staal... staal itu tempat kuda," jawab orang Belanda tersebut.

"Maksud Tuan, kandang kuda?"

"Betul, kandang kuda".

"Oh, ya. Di sini memang banyak tempat stalan" kata orang pribumi itu dengan bangga.

Dalam perjalanan waktu, akhirnya daerah itu terkenal dengan sebutab "Bulu Stalan". Maksudnya, daerah di sekitar Pasar Bulu yang banyak "staalnya", banyak kandang kudanya.

1 komentar:

  1. HAHAHAHAHA,....MASUK DIAKAL JUGA CERITANYA...TAPI APA BENER ITU BOS...AK WARGA ASLI RANDUSARI MALAH GAK TAU APA2??/HEHEHEHEHEE...MAKASIH INFONYA

    BalasHapus