Sabtu, 23 April 2011

Sedjarah Perkeretapian di Semarang

oleh Welcome To Semarang, Indonesia pada 11 Februari 2010 jam 16:51


STASIUN SAMARANG NIS 1 tampak dari
loear tanggal 10 agoestoes 1867


Stasiun pertama NIS di Semarang berada di Tambaksasi (Kemidjen), bernama Stasiun SAMARANG NIS di dekat Pelaboehan Semarang. Stasiun Tambaksari ini adalah stasiun oedjoeng, ataoe dalam bahasa Belanda diseboet kopstation. Tahoen 1914 stasiun Tambaksari dibongkar oentoek memoengkinkan pembangoenan djalan rel ke stasiun NIS jang baroe di Tawang. Sebagian bangoenan stasiun Tambaksari masih dipakai oentoek goedang, sehingga kemoedian dikenal sebagai stasiun Semarang Goedang.
Tampak Stasiun Samarang NIS I berbentoek hoeroef "U"

Dengan soesah pajah pada 10 Februari 1870 selesailah djalur sampai ke Solo, setahoen kemoedian pembangoenan djalan rel telah sampai ke Jocjakarta. Akhirnja, pada 21 Mei 1873 djaloer Semarang-Soerakarta-Jocjakarta, termasoek tjabang Kedoengdjati-Willem I (Ambarawa) diresmiken pemakainnyja. Pada tahoen itoe selesai pula aloer Batavia-Butenzorg. Melihat besarnja kesoelitan jang dihadapi NIS, tidak ada investor jang tertarik oentoek membangoen djalan kereta api. Terpaksa pemerintah terjoen langsoeng. Pemerintah mendiriken peroesahaan Staat Spoorwagen (SS). Djaloer rel pertama jang di bangoen oleh SS adalah antara Soerabaia-Pasoeroean sepandjang 115 kilometer jang diresmiken pada 16 Mei 1878.

Setelah NIS maoepoen SS kemoedian terboekti mampoe meraih laba, bermoentjoelan belasan peroesahaan2 kereta api swasta besar maoepoen ketjil. Oemoemnja mereka membangoen djalan rel ringan ataoe tramwagen jang biaja pembangoenannnja lebih moerah. Tramwagen biasanja di bangoen di sisi djalan raja. Dan karena konstruksinja jang ringan, ketjepatan kereta api tidak bisa lebih dari 35 kilometer per djam.

Di antara peroesahaan2 terseboet jang mempoenjai djaringan terpandjang adalah Semarang Joana Stoomtram Maatschappj (SJS) sepanjang 417 kilometer dan Semarang Tjheribon Stoomtram Maatschappj (SCS) sepandjang 373 kilometer. jang terpendek adalah Poerwodadi-Goendih Stoomtram Maatschappj (PGSM) jang hanja mempoenjai djaringan sepandjang 17 kilometer

Lokomotif Pertama
Stasiun Pertama – Prototipe Stasiun Tanggoeng

Meskipoen djaloer Semarang-Tanggoeng, baroe diresmiken pada 10 Agustus 1867, tahoen 1863 NIS telah memesan doea boeah locomotif dari pabrik Borsig di Berlin, Djerman. Kedoea locomotif itoe dirantjang oentoek nantinja melajani djaloer antara Kedoengdjati dan Wilem I (Ambarawa) jang di beberapa tempat mempoenjai kemiringan sampai 2,8 persen. Ketika itoe locomotif boeatan Borsig banjak dipakai oleh peroesahaan2 kereta api di Belanda.

Stasiun Tanggoeng telah mengalami peroebahan bentoek

Setahoen kemoedian doea locomotif dikirim ke Semarang, tapi baroe pada 22 Juni 1865 moelai dioperasikan, masing-masing dengan nomor seri NIS 1 dan NIS 2. karena djaloer kereta api pada saat itoe baroe dalam tahap pembangoenan, NIS 1 dan NIS 2 dimanfaatkan oentoek mempertjepat pemasangan rel, sekaligoes oentoek melatih petoegas jang akan mengoperasikan dan memelihara locomotif2 terseboet. Sementara itoe kedatangan locomotif oeap terseboet disamboet masjarakat dengan rasa kagum tapi sekaligus tajut. Seperti dikatakan Liem Thian Joe dalam buku ’Riwayat Semarang’ (1933), ”Publiek Priboemi dan Tionghoa pertjaja, itoe kepala spoor didjalanken dengan kekoeatan ........ setan”.

Stasiun Kedoengdjati – Kondisi saat awal pembangoenan


Pada akhir 1866 empat locomotif boeatan Beyer Peacock, Manchester, Inggris itoe tiba di Semarang dan diberi nomor seri NIS 3-6. selain nomor seri keempat locomotif itoe mendapatkan nama, masing-masing ’JP de Bordes’ (nama seorang pedjabat NIS), ’Merapi’, ’Merbaboe’ dan ’Lawoe’. Nama-nama terseboet pada satoe sisi ditoelis dalam aksara latin, pada sisi lain dalam aksara Djawa. Namoen penggoenaan keempat locomotif setjara resmi baroe pada 10 Agustus 1867, bersamaan dengan pembukaan djaloer Semarang-Tanggoeng.

Sampai invasi Jepang ke Indonesia tahoen 1942-1945, rel-rel NIS / SS banyak dibongkar, teroetama gauge 1.435 milimeter, dipindah bangoen ke Soematera – dibangoen rel dari Soematera Barat ke Riaoe – djaloer rel soedah selesai dibangoen namoen Djepang soedah kalah Perang Doenia II, sehingga rel itoe beloem pernah sempat terpakai.

Pasca Kemerdekaan RI
Setelah Djepang pergi dari Boemi Pertiwi ini, Pemerintah RI jang baroe mengakuisisi SS jang berkantor poesat di Bandoeng mendjadi kantor kereta api milik negara RI. Dimoelai dari tahoen 1950 SS diganti Direktorat Djenderal Kereta Api (DDKA), tahoen 1950-1963 mandjadi Djawatan Kereta Api DKA, tahoen 1963-1971 menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), tahoen 1971-1990 mendjadi Peroesahaan Djawatan Kereta Api (PJKA), tahoen 1990-1999 mendjadi Peroesahaan Umum Kereta Api (Perumka) dan tahoen 1999 sampai sekarang ini menjadi BUMN PT Kereta Api (Persero). (Source : Ir. Hartono AS, MM, 2004).


Stasiun Toentang 1910, masih rel gauge 1435 mm


Stasiun Toentang pasca DKA, dengan rel gauge 1067 mm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar